Bentuk dasar motif ini adalah seekor burung garuda yang dilihat tepat
dari belakang sehingga kepala burung tidak tampak, dideformasi dan distilasi
untuk keindahan dan toleransi terhadap ajaran Islami. Motif ini merupakan motif
khas gamis batik yang paling banyak dikenal.
Bentuk simbolik gurda diilhami oleh mitos Hinduisme, yaitu burung garuda
kendaraan dewa wisnu, sang pemelihara yang bijaksana, namun ditampilkan dengan
nuansa Islami (bentuk makhluk hidup
ditampilkan dengan cara disamarkan).
Bentuk dasarnya terdiri dari tiga hal. Yang pertama adalah sepasang
sayap mengembang yang ditata sama dan simetris. Masing masing sayap bersap dua
sampai lima, tiap bulunya diisi dengan isen-isen sawut. Yang kedua adalah ekor
burung yang sedang mengembang, bulu ekornya berjmlah ganjil, tiga sampai tujuh
helai, diisi dengan isen isen sawut, tersusun seperti bentuk kerucut secara
vertikal. Yang ketiga adalah bentuk abstraktif-simbolik dari isi raga burung
atau manusia, yang digambarkan seperti garis kontur bersap sap. Terletak di
bawah ekor, simbol dari isi kepala tembolok, isi perut burung, hingga bagian
pembuangan. Terdapat bentuk simbolik dari konsep sembilan lorong energi manusia
yang iasa disebut hawa sanga. Semua itu dideformasi dan distilasi untuj
keindahan. Jadi sebenarnya rincian burung ini relatif komplit, hanya
pengejawantahannya disesuaikan dengan ajaran Islam yang melarang menggambarkan makhluk bernyawa.
Secara keseluruhan bentuk garuda yang terdapat pada kain batik merupakan simbol
keperkasaan, ketabahan, dan sikap melindungi yang dilandasi oleh kebijaksanaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar