Batik Kulon Progo memiliki
kekhasan tersendiri sesuai dengan ikon wilayah itu berupa tanaman buah naga.
Demikian ungkap pengrajin batik, Kang Giren yang beralamat di Sembungan
Gulurejo, Lendah Kulonprogo. Wilayah pesisir Kulon Progo memang pada saat batik
ini dibuat merupakan daerah perkebunan buah naga, terutama pantai glagah.
Batik bermotif tanaman buah naga
ini dibuat berupa batik tulis dengan warna buah berwarna merah dan daun yang
berwarna hijau. Sedangkan ornamentasi lainnya berupa motif galaran. Gaya batik
yang ditampilkan adalah baju batik kontemporer.
Salah satu wilayah yang
menghasilkan baju batik di kabupaten Gunung Kidul adalah desa Sendangrejo,
Tancep, Ngawen, Gunung Kidul. Pembatik setempat menyebut batik nya yaitu baju
batik Tancep. Pewarna baju batik banyak menggunakan pewarna alam.
Keunikan dari baju bati tancep
adalah pewarna adalah pewarna yang digunakan untuk membatik yakni dengan
menggunakan warna alami yang diambil dari alam seperti daun mahoni, biji jalawe, akar mengkudu, akar akasia, tunjung,
daun tom dan lain-lainnya.
Salah satu pengrajin batik tancep
adalah kelompok Nur Giri Indah. Produknya berupa batik tulis dan cap kombinasi
yang meliputi kain, stola, kemeja, bantalan sofa, taplak, seprei bantal dan
guling, sapu tangan dan produk lain seperti souvenir. Pengrajin batik daerah
ini awalnya belajar sebagai buruh baju batik di yogyakarta. Kemudian mereka mengembangkan
keahlian membatik di wilayahnya sendiri.
Motif batik tancep beraneka
ragam. Misalnya motif satwa seperti binatang laut, capung dan lain lain yang
terdapat di desa tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar